Mengunjungi Wisata Kampung Korea di Bandung, Tersedia Mulai Dari Fashion Dan Kuliner

Jakarta - Selalu ada tempat wisata di Bandung yang menarik untuk dijelajahi wisatawan. Selain ada pegunungan, Bandung juga memiliki objek wisata kekinian yang Instagramable. Tempat wisata di Bandung yang terbaru adalah Plataran Kampung Korea. Berada di sini Anda akan merasa seperti berada di Seoul.

Beragam budaya Korea mulai musik hingga fesyen sudah sangat lekat dengan masyarakat Indonesia. Tidak hanya anak-anak, kalangan dewasa hingga ibu-ibu, mengganderungi berbagai hal yang berbau Negeri Gingseng itu.

Untuk mengobati rasa penasaran sekaligus kerinduan terhadap budaya Korea yang kerap menjadi tren di Indonesia, kini hadir Plataran Kampung Korea yang berlokasi di Kompleks Kiara Artha Park, Kiaracondong, Kota Bandung.

Seperti apa penampakan Kiaracondong rasa Myeongdong ini? Tempat unik ini memang dibangun sedemikian rupa hingga menyerupai suasana sesungguhnya Kota Seoul di Korea Selatan. Tidak hanya bentuk bangunan yang menjadi ciri khasnya, beragam variasinya pun dibuat semirip mungkin dengan wajah asli Kota Seoul.

Plataran Kampung Korea yang sebelumnya bernama Kampung Korea ini sebenarnya telah hadir sejak Agustus 2019 silam. Namun, terpaksa tutup total akibat pandemi Covid-19. Setelah hampir 1,5 tahun berlalu, PT Lasuarindo sebagai pihak pengelola menghidupkan kembali Kampung Korea dengan mengubah nama menjadi Plataran Kampung Korea.

"Pembangunan dimulai pada 2017 atas inisiatif Ridwan Kamil selaku Wali Kota Bandung saat itu. Keberadaan kampung Korea ini ditujukan untuk meningkatkan pariwisata Kota Bandung,"kata pihak pengelola, Fikri Fernanda di sela Soft Opening Plataran Kampung Korea, Kamis (18/11/2021).

Plataran Kampung Korea juga menjadi pusat ekosistem UMKM di Bandung. Selama vakum akibat pandemi, pihak pengelola melakukan perubahan, salah satunya memperbanyak lessee UMKM, mulai tenant kuliner ala Negeri Gingseng hingga fesyen. Tenant-tenant itu pun dibangun mirip dengan tenant-tenant yang kerap ditemui di Kota Seoul.

"Konsepnya sebenarnya sih kita tuh Plataran Kampung Korea, bergerak di bidang pariwisata kemudian kita ada food and beverage juga dan sebenarnya objectives kita adalah menyatukan banyak budaya di sini, makanya namanya kita tuh pelataran Korea culture room,"kata dia.

Lebih jauh, pihaknya juga ingin memajukan UMKM di Bandung. Bukan hanya numpang eksis, namun pihaknya ingin membantu membangun UMKM agar lebih maju. Hingga kini, sudah ada 40 UMKM baik kuliner maupun fashion yang telah bergabung di Plataran Kampung Korea.

"Sebenarnya, kita adalah lebih giat untuk mendukung UMKM-nya, kita fokus ke UMKM karena untuk yang sebelumnya hanya memberikan area untuk barang. Siapa yang mau masuk, tapi tidak dibantu, kalau kita juga bantu men-develop para UMKM,"tuturnya.

Nuansa Korea pun semakin terasa karena di Plataran Kampung Korea juga tersedia penyewaan hanbok atau baju khas orang Korea dengan harga sewa Rp100.000 untuk dewasa dan Rp50.000 untuk anak-anak, sehingga pengunjung pun bisa berfoto ria menggunakan hanbok dengan latar bangunanan ala Korea.

"Ciri khasnya dari bangunan kita environment ketika pengunjung datang, kita akan memberikan bagaimana caranya mereka ada di Korea dengan adanya tempat foto yang berbau nuansa Korea dan ada tempat penyewaan baju Korea juga dan lainnya,"kata Fikri.

Pembukaan kembali Plataran Kampung Korea ini menggandeng salah satu komunitas bakti sosial Peace and Love yang diinisiasi oleh Ketua Deewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jabar, Atalia Praratya. "Pembukaan juga ditandai kegiatan bakti sosial dengan mengajak anak-anak dari Yayasan Nike Ardilla dan panti asuhan binaan ACT.

Mereka juga diajak berjalan- jalan keliling Kota Bandung menggunakan Bandros dan menikmati hiburan yang sudah kami siapkan,"katanya.

Fikri menambahkan, Plataran Kampung Korea atau lebih sering disebut Plakor yang resmi dibuka kembali oleh Ketua Dekranasda Jabar, Atalia Praratya itu hadir untuk memberikan motivasi dalam membangkitkan gairah pariwisata daerah dengan sumber daya yang ada, sehingga dapat menumbuhkan perekonomian pascapandemi.

"Menurut saya, sulit untuk memulihkan perekonomian jika tidak dimulai dari pariwisata. Intinya perekonomian akan bangkit seiring tumbuhnya UMKM dan itu semua tidak akan terjadi apabila kita tidak mendorong sektor pariwisata,"ujarnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Negara Denmark Pilih Berdampingan dengan Covid-19, Seluruh Warga Bebas Lepas Masker

Mengunjungi Wisata Puncak Kuik di Ponorogo, Berikut Selengkapnya

Berwisata Dan Menginap di Hotel Bertemakan Luar Angkasa di Las Vegas, Replika Hotel di Bulan